Bismillahirrahmanirrahim…
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…
Mungkin sebagian akan kecewa. Bahkan yang paling besar adalah saya sendiri. Mengecewakan diri saya sendiri. Saya, orang yang tidak pernah menyukai perpisahan. Tidak pernah tertarik untuk mengucapkan salam perpisahan sekalipun disampaikan dengan kalimat baik-baik, pada akhirnya menelan bulat-bulat rasa tidak suka.
Entah bagaimana mulanya, entah ini dorongan emang pengen banget “nabung” atau ada hal lain yang memberanikan diri untuk pada akhirnya melangkahkan kaki dari sweat kost, little home atau second home yang sudah menjadi tempat rasa rumah hampir empat tahun terakhir.
Tempat buat saya bukan sekedar untuk melampiaskan segala bentuk kegiatan, bukan sekedar wadah pertemuan dengan berbagai orang, bukan sekedar objek terjadinya berbagai peristiwa. Bagi saya lebih dari itu. Tempat adalah sebuah alasan untuk pulang yang didalamnya tersusun dari beberapa partikel kenyamanan. Tempat adalah “rumah” meski mungkin tercipta di ruang terbuka. Tempat adalah “rumah” meski mungkin tidak terlihat karena bersemanyam dalam jiwa. Tempat adalah “rumah” meski mungkin adalah berupa wujud manusia.
Dan tempat yang tersusun dari partikel kenyamanan adalah tempat yang pantas untuk di jadikan tujuan pulang.
Jujur, ada rasanya bebas atau semacamnya yang menghadirkan bahagia luar biasa karena pada akhirnya saya bisa keluar dari zona nyaman demi sesuatu yang lebih baik. Tapi jujur pula, ada sebagian hati yang teriris. Mengingat banyak peristiwa di sini, banyak pembelajaran, banyak kerinduan, kebahagiaan, dan proses yang mengirim saya mengambil keputusan ini. Keputusan yang sebenarnya sudah saya inginkan sejak setahun yang lalu.
Zona Nyaman ! Rumah kost ukuran 4 x 4 ini sudah menjadi alasan pulang selama hampir empat tahun belakang. Pulang untuk beristirahat dari rutinitas kerja. Pulang untuk menikmati waktu sendiri. Pulang untuk introspeksi sampai mungkin pulang untuk menangis. Pulang untuk tertawa dengan sanak-sodara atau teman-teman sekalipun hanya lewat layar pintar, pulang untuk mencoba menu baru hasil googling, pulang untuk mencicipi masakan ka selfi, Pulang untuk di ajak hangout sama Ka Merry, pulang hanya untuk duduk-duduk bosan menikmati sendiri, Pulang untuk bercerita panjang lebar dengan mba wati, pulang untuk bermain gitar dengan Corin (dulu), pulang untuk mendengar cerita ka Caca, Pulang untuk mendengar cerewetan ayu (dulu), Pulang buat denger sapaan ka Lia (dulu), Pulang buat sharing hasil bacaan novel seminggu dengan ka Hera, Pulang untuk di ceramahi Ka Diah (dulu), Pulang untuk mendengar ka Danti bercerita tentang diet mayonya, pulang untuk meminta ka dorin turun ke dapur masak spaggetti dan Pulang sekalipun hanya untuk menyunggingkan senyum lelah. Itu tujuan pulang selama hampir empat tahun terakhir.
Hidup memang selalu tentang perjalanan, yang dimana perjalanan selalu disertai perpindahan. Baik itu dalam bentuk fisik maupun psikis (klik).
Dan Hari itu akhirnya tiba. Jum’at 22 Juli 2016 (besok), saya harus mengepak semua barang. Memasukkannya kedus-dusnya, dan mengevakuasinya ke tempat baru. Untuk salam perpisahan sudah saya ucapkan tadi malam ketika kami berkumpul di ruang depan. Meski tidak seluruhnya karena kemarin malam hanya ada ka selfi, ka merry, dan Ka Caca. Ini akan saya rindukan. Duduk Malas, ditemani makanan-makanan kecil / buah dan yang penting obrolan-obrolan hangat dari mereka. Rencana wisata bersama, tentang masalah hari ini, diskonan terupdate, sepatu terbaik untuk muncak, dan harus tetap keep in touch.
Ini pilihan saya untuk keluar dari kehangatan mereka. Pilihan saya untuk menginjakkan kaki di tempat baru yang harapannya bisa lebih berhemat ( karena harga kost baru jauh lebih murah ), untuk memperbanyak teman dan…. Untuk hal lain yang entah apa.
( Birthday Ka Mery ) |
( dari kiri ) Ayu, Ka merry, Saya, Ka diah, Ka lia & Ka selfi |
Dan banyak lagi moment yang hanya cukup terekam kapasitas memori otak.
***
Dan inilah tempat pulang ke-dua. Second Home buat saya selama di Jakarta . Inilah tempat yang tersusun dari partikel-partikel kenyamanan. Tempat saya mematung sendiri dicandai takdir, menangisi malam, atau terbahak bahagia dengan kejutan Sang Illahi. Tempat berbagai kesimpulan menemui batas simpul terbaiknya. Tempat menyusun langkah-demi-langkah terbaik. Tempat… i just wanna lying my bed. And that is life and I feel alive !