Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin.
Bukan hal yang baru, kata-kata peringatan merokok seliweran bahkan di bungkus rokoknya pun sudah tertera. Hal ini dimaksudkan agar perokok dapat lebih “takut” sehingga berhenti untuk merokok. Namun, yang menjadi anehnya, perokok seperti enggan menghiraukan peringatan tersebut. Seolah hanya peringatan kecil yang tak tampak dan tak penting. Padahal perkara rokok tak pernah menjadi masalah kecil. Perkara rokok adalah perkara generasi penerus bangsa yang akan menjadi tonggak dari bangsa itu sendiri.
Hal ini lah yang membuat Ikatan Dokter Anak Indonesia mengajak media berperan aktif menyebarkan informasi dampak buruk rokok bagi kesehatan anak dan remaja. Seperti seminar media yang diselenggarakan Ikatan Dokter Anak Indonesia pada 23 Mei 2018 lalu, yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat luas, mengenai dampak rokok bagi anak, dari janin hingga remaja.
Dampak rokok terhadap janin hingga remaja
Rokok mengandung 4000 senyawa kimia, seperti nikotin, karbon monoksida, formaldehida, benzene, amonia. Yang mana, lebih dari 60 senyawa kimia tersebut dapat menyebabkan kanker (karsinogenik).
Senyawa yang terdapat pada rokok, bukan hanya dapat membahayakan perokok, tapi juga orang-orang di sekitarnya. Dikenal dengan istilah second hand smoke yaitu orang yang tidak sengaja menghirup asap rokok, dan juga third-hand smoke yaitu partikel tidak terlihat namun beracun yang menempel pada rambut, kulit, perabotan rumah, pakaian perokok, sofa, akan tetap ada selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan sekalipun ruangan telah dibersihkan. Jadi, dapat dilhat bahwa Kegiatan merokok jelas membahayakan orang-orang sekitarnya.
Rokok juga memiliki dampak buruk bagi janin hingga dewasa. Merokok pada kehamilan berdampak pada janin antara lain prematures, bayi berat lahir rendah, kelainan susunan saraf pusat, kelainan jantung kongenital, dan komplikasi pernafasan hingga kematian janin. Selain itu, merokok pada kehamilan memiliki implikasi terhadap pertumbuhan fisik jangka panjang, perkembangan intelektual, dan perilaku anak. Anak yang terpajan asap rokok terbukti memiliki IQ yang lebih rendah daripada anak yang tidak terpajan asap rokok. Selain itu, rokok juga dapat menyebabkan kelainan kongenital pada jantung dan sindrom metabolic. Dalam jangka panjang rokok akan menyebabkan penyakit jantung koroner dan penyakit jantung lainnya pada individu dewasa.
Resiko Ibu Merokok selama kehamilan terhadap kejadian penyakit jantung bawaan pada janin
Penyakit jantung bawaan (PJB) merupakan kelompok kelainan bawaan yang paling sering terjadi dengan angka kejadian 1:100 kelahiran yang dapat menyebabkan kematian pada bayi dan mereka yang bertahan akan membutuhkan terapi medis yang berkepanjangan.
Terdapat 11% ibu dari anak dengan PJB cenderung memiliki kebiasaan merokok selama kehamilan. Mengurangi kebiasaan merokok selama kehamilan dapat memperbaiki luaran repsoduksi dan berkontribusi terhadap penurunan angka kesakitan dan kematian pada bayi dan anak. Efek sampng lainnya dari pajanan tembakau adalah lahir premature, kelainan bawaan lahir ( sumbing, tabung saraf tidak menutup), dan keguguran.
Berikut faktor-faktor yang menyebabkan seorang ibu menjadi perokok :
- Socioeconomic status
- Age
- Education
- Risk Taking
- Prenatal Care
Nah, jika sudah tahu dan paham tentang bahaya dari asap rokok, sudah sepatutnya kita mendukung Ikatan Dokter Anak Indonesia untuk berkomitmen bersama melindungi anak Indonesia dari bahaya rokok. Dengan memberikan pemahaman yang baik terkait bahaya rokok dan melakukan peningkatan gaya hidup sehat dengan perilaku CERDIK.
C = Cek kondisi kesehatan secara berkala
E= enyahkan asap rokok
R = Rajin aktivitas fisik
D = Diet dengan gizi seimbang
I = Istirahat yang cukup
K = Kelola setres
Optimalkan dukungan berhenti merokok dengan fokus pada fasyankes tingkat pertama dengan memberikan konseling, motovasi, dan ciptakan lingkungan yang mendukung. Selain itu pada fasyankes tingkat lanjut, tetap berikan konseling lanjutan dan pengobatan spesialistik.
For your Information, e-cigarette yang beberapa tahun terakhir muncul sebagai alternative merokok gaya baru juga menghasilkan uap yang mengandung zat kimia beracun seperti propilen glikol, gliserin dan karsinogen seperti formaldehida dan asetaldehida. Rokok jenis lain, seperti hookah dan shisha yang termasuk golongan waterpipe tobacco juga tidak kalah berbahayanya karena mengandung zat beracun antara lain tar, karbon monoksida, logam berat, dan karsinogen.
Yuk, ciptakan lingkungan bebas asap rokok untuk generasi Indonesia yang lebih unggul di masa yang akan datang.