Beberapa waktu lalu, aku baru kelar nonton film Gong Yoo yang berjudul The Silent Sea. Film yang menceritakan tentang dunia masa depan, saat air menjadi barang paling mahal. Setiap orang mendapat jatah air sesuai dengan kastanya. Keadaan bumi saat itu digambarkan dengan panas, berdebu, dan sangat kekurangan air. Meski itu hanya sekadar film, tapi kemungkinan air akan menjadi barang langka, bisa saja terjadi. Entah kapan, entah kita yang akan alami langsung, atau anak cucu kita.

The Silent Sea-Drama Korea [Netflix]
Aku jadi ingat.. meski enggak separah The Silent Sea, nyatanya aku pernah mengalaminya sendiri. Kekurangan air jika kemarau datang. Waktu aku kecil, aku hanya mengandalkan air tanah. Saat kemarau tiba, pompa di rumah enggak berhasil menyedot air yang cukup seperti biasanya. Hasilnya, kamipun bergantian numpang mandi di rumah saudara yang masih punya persedian air. Itu nyata.. bukan cerita rekayasa.

Dulu.. aku pikir hanya karena jarang hujan. Makanya, aku bersorak-sorak semangat menyanyikan tembang panggil hujan. Tapi setelah dewasa, aku tahu.. kemarau bulan salah satu alasan penyebab kita kekurangan air,  tapi juga karena hutan yang sudah menggundul, atau karena pohon-pohon yang biasanya menyimpan banyak cadangan air sudah dibabad habis.

Apa Kabar Alam Indonesia?

Mungkin aku terlambat untuk menanyakan kabar alam Indonesia. Terlalu disibukkan dengan berbagai rutinitas yang katanya untuk masa depan anak. Entah itu hanya untuk pembelaan atau memang benar adanya. Tapi jika benar, harusnya aku turut peduli dengan alam Indonesia. Karena nyatanya… ini tempat anak, juga cucuku kelak akan tumbuh. Jika iya, harusnya aku mempersiapkan warisan berupa lingkungan yang baik untuk mereka. Alam yang hijau dengan hutan-hutan yang lebat, bukan hutan yang gundul dengan segala rupa deritanya. Bukan sebidang tanah di tengah kota dengan segala polusinya. Sikap apatis terhadap lingkungan dan membiarkan gunungan sampah sedikit-sedikit menguasai suatu daerah. Miris…

Tak dapat dipungkiri, meski jarang, aku juga penikmati segarnya alam, hijaunya gunung, dan berbagai tembang alam yang akan ku simak saat setapak demi setapak menuju hutan atau puncak bebukitan. Foto ini saksinya.

Bukti Indahnya hutan Indonesia
Bukti Indahnya hutan Indonesia

Apa kabar hutan Indonesia?

Tentu tidak baik-baik saja. Kebakaran hutan, pengalihan fungsi kawasan hutan, banjir, longsor, hewan-hewan yang bermigrasi bukan pada musimnya. Kabar-kabar itu, semakin familiar di telinga.

Nope.. itu bukan cuma sekadar opini pribadi. Ini faktanya ↧ ↧

Fakta Hutan di Indonesia
Fakta Hutan di Indonesia. Sumber: Katadata

Fakta Keren Hutan Indonesia

Bukan berniat mengesampingkan isu tentang kebakaran hutan dsb, sebelumnya aku pengen ngajak kalian buat buka mata sedikit aja tentang fakta keren terkait #HutanKitaSultan. Biar cintanya jatuh, dan makin terdorong buat sama-sama menjaga hutan Indonesia.

Fakta-Fakta Keren Hutan Indonesia

  1. Tempat tumbuhnya obat-obatan penting
  2. Menyediakan banyak sumber makanan bergizi bagi manusia dan hewan
  3. Tempat tinggal makhluk hidup
  4. Membantu mengurangi polusi suara
  5. Sebagai pendingin udara alami
  6. Memberikan keajaiban bagi kesehatan mental

Ngerti sekarang. Pasti ngerti dong!

Aku Tidak Baik-Baik Saja

Kalian tahu enggak, Data terbaru dari University of Maryland yang dapat diakses di Global Forest Watch menunjukkan bahwa daerah tropis kehilangan 12,2 juta hektar tutupan pohon pada tahun 2020. Walaupun angka deforestasi global sangat mengkhawatirkan, #IndonesiaBikinBangga karena laju kehilangan hutan primer Indonesia menurun selama empat tahun berturut-turut pada tahun 2020 dan menjadi salah satu dari sedikit negara yang berhasil mencapai hal ini. Untuk pertama kalinya, Indonesia juga tidak lagi menjadi salah satu dari tiga negara teratas berdasarkan tingkat kehilangan hutan primer sejak pengumpulan data dimulai.

Eits.. jangan senang dulu. Meskipun begitu, keselamatan hutan Indonesia tetap terancam kalo masih sedikit yang sadar tentang peran penting hutan dan banyak yang bersikap egois atau apatis. Hingga para pelaku penebang hutan, atau mereka yang mengambil keuntungan tanpa memikirkan penyebabnya di masa depan masih saja berkeliaran. Menikmati hasil hutan, untuk keuntungan sementara, lalu mengesampingkan akibat yang akan menimpa banyak orang.

Ayo, jadi bagian dari #TeamUpforImpact dengan melakukan langkah-langkah kecil #UntukmuBumiku seperti:

  1. Mengurangi penggunaan kertas
  2. Belajat mengelola sampah dan limbah
  3. Mendukung upaya pelestarian lingkungan
  4. Pilih produk yang ramah lingkungan
  5. Tanam pohon. Dimulai dengan lingkungan rumah

Mari.. sempatkan waktu sedikit aja memulai langkah baik untuk alam Indonesia. Drakoran sempet, nongkrong di coffeeshop sempet, masa mulai satu langkah kecil aja yang aku sebut di atas, enggak sempet. Hmmm…

Pandanglah indahnya biru yang menjingga

Simpanlah gawaimu, hirup dunia

Sambutlah mesranya bisik angin yang bernada

Dengar alam bernyanyi

Biar makin tergerak, dengerin juga nih lagu ‘Dengar alam bernyanyi’ kolaborasi dari LALEILMANINO bersama Chicco Jerikho, Hivi! & Sheila Dara. Yang aku tulis di atas, adalah salah satu penggalan liriknya.

Resapi makna dari liriknya yaa… lebih bagus didengerin sambil menikmati semilir angin, duduk di bawah pohon, sambil menikmati kelapa muda segar.

Anak Spotify jangan risau, lagu #DengarAlamBernyanyi sudah tersedia di platform musik Spotify dan  Apple Music. Semakin banyak yang mendengarkan lagu tersebut maka akan semakin banyak royalti yang digunakan untuk perlindungan hutan di Indonesia.

Alam Indonesia | Duduk di sini sambil dengerin lagu #DengarAlamBernyanyi, mantep bgt nih

Mari kita hadiahi anak cucu kita, alam Indonesia yang indah serta lingkungan baik tempat mereka tumbuh di masa depan. Bergerak satu langkah, lebih berati daripada berdiam di tempat tanpa melakukan apa-apa.

———

Referensi: https://wri-indonesia.org/id/blog/kerusakan-hutan-hujan-primer-meningkat-sebesar-12-dari-tahun-2019-hingga-tahun-2020

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here