“Akhirnya bisa ngerasain naik mrt juga. Nggak perlu jauh-jauh ke negara tetangga. Kini, Indonesia juga punya kereta bawah tanah.”

Sebagai anak rantau yang sudah berbaur di Jakarta sejak tahun 2011, aku cukup bisa menjadi saksi perkembangan kota ini. Jakarta, sebuah wajah Indonesia. Garda terdepan dari tampilan Indonesia, kini mengalami perkembangan pesat di lima tahun terakhir. Salah satunya; Mass Rapid Transit atau lebih dikenal dengan MRT.  Moda transportasi yang digadang-gadang sebagai ikonnya negara maju, kini bisa ditemui di Indonesia. Tepatnya di Jakarta.

MRT, Primadona Baru Warga Ibu Kota
MRT, Primadona Baru Warga Ibu Kota

Tentang MRT 

MRT adalah singkatan dari Moda Raya Terpadu (dalam bahasa inggris; Mass Rapid Transit). Nah, Sebetulnya pembangunan MRT sendiri sudah pernah direncanakan oleh Bapak Habibie, tapi karena banyaknya hambatan salah satunya krisis moneter, pembangunan MRT baru bisa direalisasikan pada 10 Oktober 2014. Dampak pembangunan MRT benar-benar aku rasakan. Dari mulai macet, debu, bising, penutupan jalan, sampai perombakan jalan yang berimbas ke penutupan beberapa warung makan di daerah Fatmawati.

Tapi, sebagai masyarakat Indonesia yang ingin lebih maju, aku merasa tidak keberatan dengan dampak-dampak tersebut. Indonesia memang harus bergerak.  Bahkan menurut Bapak Jokowi, pembangunan MRT harusnya sudah dimulai sejak 20 tahun yang lalu. Tak apa telat, daripada tidak berani memulai sama sekali. Ya kan?

Karena MRT merupakan moda transportasi modern, tentu untuk mencobanya pun  menggunakan sistem e-ticketing yang diberi nama kartu jelajah. Nah, untuk kartunya sendiri terdiri dari 2 macam, yaitu single trip dan multi trip. Single trip digunakan untuk kamu yang hanya akan melakukan satu kali perjalanan, sedangkan untuk kamu yang punya rutinitas rutin menggunakan MRT, sebaiknya menggunakan multi trip. Jadi, tinggal tap-tap-tap, selama saldo masih ada.

Saat ini, rute MRT yang baru tersedia adalah Lebak Bulus – Bundaran HI, dengan posisi stasiun layang dari stasiun Lebak Bulus hingga stasiun ASEAN, dan posisi stasiun bawah tanah dari Stasiun Senayan hingga Stasiun Bundaran Hotel Indonesia. Jadi, kurang lebih rutenya membentang sepanjang 110,8 km.

Pengalaman naik MRT

Beberapa hari setelah diresmikan pada 24 Maret 2019, MRT menjadi primadona baru untuk warga Jakarta. Jakarta yang dikenal dengan kemacetannya, tentu hadirnya MRT menjadi solusi baik terlebih bagi mereka yang punya mobilitas tinggi. Jika sebelumnya perjalanan dari Lebak Bulus ke Bundaran HI bisa memakan waktu 1 hingga 2 jam, kini dengan MRT hanya memakan waktu 30 menit. Sebuah klaim yang disambut antusias oleh kami, terutama pekerja yang lokasi kantornya di pusat kota.

Contohnya Kinar (nama samara), temanku yang berkantor di daerah Benhil yang juga turut merasakan manfaat dari adanya MRT. Jika dahulu untuk menuju kantornya harus berangkat pagi-pagi buta, tak sempat membuat sarapan untuk suami dan anak, tak sempat memandikan anak, kini dengan adanya MRT, kualitas keluarganya pun ikut membaik. Setidaknya, punya waktu satu jam lebih panjang untuk memastikan kebutuhan suami dan anak terpenuhi sebelum berangkat ke kantor.

Tak mau ketinggalan, beberapa hari setelah diresmikan, akupun turut menjajaki moda transportasi yang lagi jadi primadona ini. Meskipun usia kehamilanku kala itu sudah menginjak 8 bulan, tapi tak menyurutkan tekadku.

Tentang MRT
MRT, Primadona Transportasi Ibu Kota

“Bersih, nyaman, dan modern.” Itulah tiga kalimat pertama saat menginjakkan kaki di Stasiun MRT Senayan. Pemandangan bersih juga tak hanya terlihat di stasiun MRTnya saja, tapi di sekitar stasiunnya pun mendapat perbaikan luar biasa. Yaps, dalam proses “Menuju Indonesia Maju”, ternyata Pemerintah tak hanya memperhatikan transportasi saja, tapi juga tata kota. Aku, yang sudah tinggal hampir 10 tahun di Jakarta pun tak luput dibuat “pangling” dengan penataan ibu kota saat ini. Salah satunya Jl. Sudirman yang aku lewati saat menuju Stasiun MRT Senayan.

Nah, itulah kemajuan moda transportasi lima tahun terakhir. Semoga kedepannya kemajuannya lebih merata dan bisa dirasakan oleh selurus masyarakat Indonesia. Jadi, nggak hanya di Ibu kota.

Bagi kamu yang ingin mengetahui bagaimana dan apa saja perkembangan pembangunan di Indonesia terutama transportasi, kamu bisa akses informasi lengkapnya di Website  dan akun sosial media Kementerian Perhubungan.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here