SUSU KENTAL MANIS BUKAN SUSU ?
Jujur sebagai masyarakat awam yang pernah menikmati masa di mana pagi hari sebelum berangkat sekolah ku teguk SKM yang disediakan ibu di meja. Kala itu aku masih duduk di bangku sekolah dasar. Aku agak sedikit menyayangkan kenapa baru sekarang dikeluarkannya pernyataan SKM BUKAN SUSU. Setelah sekian lama beredar dan masyarakat dininabobokan dengan harga murah yang katanya memang itu susu.
Baiklah, bukan itu yang ingin aku bahas sekarang. Karena yang terpenting, BPOM telah berusaha menyebarluaskan dan mengubah pandangan masyarakat terhadap SKM yang sejak dulu terpatri di otak bahwa itu susu. Dengan melakukan banyak penyuluhan, bekerja sama dengan seluruh lapisan stakeholder, untuk menyebarluarkan tentang penyimpangan penggunaan skm yang selama ini dianggap sebagai SUSU. Karena perihal ini adalah tanggung jawab bersama.
SKM tidak diperuntukan untuk bayi, anak di bawah 5th, dan tidak diperkenankan mengkonsumsinya secara langsung.
Menurut para ahli, SKM mengandung gula sebesar 40-50 persen. Kandungan gizi SKM lebih rendah dibandingkan jenis susu lainnya. Begitupun dengan kalsium dan proteinnya. Mom, jika dikonsumsi secara berlebihan dan dikonsumsi langsung tanpa dicampur makanan atau minuman lain, bisa meningkatkan resiko diabetes dan obesitas pada anak.

Mohon dibaca dengan baik. SKM tetap boleh dikonsumsi kok mom, hanya saja perlu diluruskan tentang penggunaannya. Yaitu cukup sebagai toping makanan dan minuman, tidak untuk dikonsumsi langsung.
Banyak banget loh mom, makanan dan minuman yang bisa dikreasikan dari SKM. Seperti ibu-ibu dari muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Jakarta Timur yang membuat agar-agar rasa dodol pada lomba kreasi masakan dalam acara Bijak menggunakan SKM.
BIJAK MENGGUNAKAN SKM
SKM itu bukan susu, aku sudah sangat sering mendengar pernyataan ini. Kali pertama aku mendengarnya sekitar setahun yang lalu, saat suami kebetulan mengkampanyekan mengenai ini. Dan beruntungnya pada 30 Juli 2018, aku bisa mengikuti peringatan hari anak nasional 2018 mewujudkan Indonesia Emas 2045 dengan mengangkat tema āBijak menggunakan SKMā. Semakin tambah melek deh tentang SKM.
Nah, pada acara tersebut PP Muslimat NU dan YAICI menandatangi MOU terkait kerjasama mengedukasi masyarakat dan mendukung peran pemerintah dalam hal kesehatan terkait SKM yang baru saja dikeluarkan dari BPOM. Semakin banyak yang ambil andil dalam mengedukasi masyarakat untuk lebih bijak menggunakan SKM, semakin cepat juga terealisasi generasi emas Indonesia.

Untuk memperbaiki pandangan masyarakat tentang SKM yang menyimpang, BPOM juga mengeluarkan surat edaran tentang label dan iklan pada susu kental dan analognya (kategori pangan 01.3) pada Mei 2018 agar tidak adanya kesalahan penafsiran tentang penggunaan SKM. Isi dari surat edaran tersebut adalah sebagai berikut:
- Dilarang menampilkan anak-anak berusia di bawah lima tahun dalam bentuk apapun.
- Dilarang menggunakan visualisasi bahwa produk susu kental dan analognya (kategori pangan 01.3) disetarakan dengan produk susu lain sebagai penambah atau pelengkap zat gizi.
- Dilarang menggunakan visualisasi gambar susu cair dan/atau susu dalam gelas serta disajikan dengan cara diseduh untuk dikonsumsi sebagai minuman
- Khusus untuk iklan, dilarang ditayangkan pada jam tayang acara anak-anak.
Kedepannya edukasi bijak menggunakan SKM akan langsung menyasar masyarakat di sejumlah kota di Indonesia. Sehingga tidak ada lagi kesalahan tentang cara mengkonsumsi SKM.
Nah, mom sebagai ibu yang menunjang berbagai asupan gizi anak, sudah sewajibnya kita mengenali dengan baik susu yang kita konsumsi. Untuk lebih jelasnya, aku paparkan sedikit ya.
- UHT atau Ultra-High-Temperature-Treade. Susu yan dipanaskan dalam suhu tinggi (140 derajat celcius) selama 2 detik yang kemudian langsung dimasukkan dalam karton kedap udara. Susu ini bisa disimpan untuk waktu yang lama.
- Full Cream. Mengandung 4% lemak pada umumnya banyak mengandung vitamin A dan Vitamin B.
- Skim yaitu susu yang kandungan lemaknya lebih sedikit lagi yakni kurang dari 1%.
- Susu Kental Manis (BUKAN SUSU). Teksturnya kentalnya didapat dari proses memanaskan susu pada suhu tinggi hingga 60% kadar airnya hilang. Ditambah gula sehingga menciptakan warna agak kecokelatan dan rasa yang sangat manis. Mengandung kadar gula 45% per kalengnya.
- Susu Pasteur. Susu yang melalui proses pasteurisasi (dipanaskan) 65 derajat sampai 80 derajat celcius selama 25 detik untuk membunuh bakteri pathogen yang dapat menyebabkan penyakit.
- Low Fat. Susu rendah lemak dengan kandungan lemak hanya setengahnya dari susu full cream.
- Susu segar (Fresh Milk). Susu sapi segar yang langsung diolah untuk menjaga kesegarannya. Biasanya susu ini berbentuk cair dan tidak dapat bertahan lama, terutama setalah kemasannya dibuka.
- Susu Evaporasi. Susu yang telah diuapkan sebagian airnya sehingga menjadi kental. Mirip dengan susu full cream namun rasanya tawar.

Semoga setelah banyaknya stakeholder yang turut serta meluruskan tentang penggunaan SKM dan tentunya diminalisir dengan adanya surat edaran dari BPOM, edukasi tentang penggunaan SKM yang baik bisa sampai kepada lapisan masyarakat bahkan sampai pelosok daerah.
Karena anak adalah tombak bangsa yang mana pemenuhan hak anak di bidang hak tumbuh kembang, kesehatan dan pendidikan pada masa sekarang menjadi faktor penting untuk dapat atau tidak memikul tanggung jawab sebagai pemimpin Indonesia pada masa depan.
Yuk mom, Wujudkan generasi emas Indonesia 2045 dengan STOP Konsumsi pangan Bergula. Garam & lemak tinggi. Bijak Menggunakan SKM, Bijak memulai masa depan anak.
aku suka stok SKM dirumah, tp emang bukan buat langsung diminum gitu ditambah air.. melainkan buat tambahan sup buah atau roti oles dan buat topping puding gitu..
Bentar, perlakuan iklan SKM kenapa jadi kayak iklan rokok ya? Trus sebetulnya kalau hanya boleh dikonsumsi seperti untuk topping, apakah tetap tidak boleh untuk anak di bawah usia 5 tahun?
Untuk sekarang sudah diganti labelnya ya, menjadi full cream.. Semoga menjadi konsumen yg cerdas
seneng banget semakin banyak pihak yang concern dengan konsumsi gula, apalagi tentang SKM, semoga masyarakat indonesia semakin sadar dengan penggunaan SKM
Aku masih tetep selalu stok mba, bukan cuma buat topping
Aku selalu pake buat baking :p
Brownies/pie susu butuh skm teteup
Ini nih yang penting. Di daerah kayak di tempatku masih banyak anak-anak yang minum SKM. Dan ortunya ngerasa sudah ngasih susu buat anaknya. Sedih banget. Aku sendiri, pake SKM biasanya buat roti. Atau campuran bikin. Kue atau eskrim. Semoga semakin banyak yang tahu info ini. Kasian anak-anak. š
Iya…dulu seblm tahu anakku pernah konsomsi SKM klo lg stock susunya hbis. Sekarang jadi ngerti cuma buat toping aja
Aku masih pakai SKM buat topping roti, puding gtu2 hehe.
Yg penting emang konsumsi apa2 jangan lebay ya mbak.
Anak2 alhamdulillah gak pernah minum SKM, minumnya UHT atau sufor, soalnya kalau SKM emang udah dibilangin itu gula hehe.
Saya juga masih pake kokbuat puding,fla, sop buah,toping roti kalau buat diminum jd susu, anak2 kurang suka..
Iyaa dulu waktu saya kecil juga beranggapan bahwa SKM itu dibilangnya susu, ternyata salah ya.
Tapi sekarang jadi makin paham, bahwa SKM ini cocok buat campur pada makanan atau minuman.
Iyess SKM harus digunakan sesuai peruntukannya.. saya juga hanya pakai SKM untuk toping makanan dan minuman, sering banget bikin Thai tea pakai susu SKM.. yummie
nah sekarang jadi lebih jelas pemanfaatannya yaa
Bener, aku baru taunya juga sekitar setahun lalu. Ternyata anggapan kita selama ini salah, ya.
aku baru tau info kalau di kampung2 tuh mmg banyak yg minumkan anaknya SKM karena alasannya , enak dan murah trus anak cepet gemuk.
harus juga sosialisasi ini soal kemasannya ya biar manfaatnya jelas . makasih sharingnya mbak
SKM sering aku tambahkan buat kopi. Jadilah kopi susu yang fenomenal itu. Kalo buat anak. Palingan makan sama koko cruch
Iyes,,jadi SKM ini cocoknya buat toping bukan buat diminum soale gulanya banyak.
If Ńou elect to freeā ¼ance, you ŌŃll alsо be answerable for your individual schedule.
Instead of being bound tĪæ the 9-to-5 work day of most
regulation workplaces, each your daily schedule and
your calendar as a whole will probably be ā ¼Érgely up to you.
Whether or not yoį„ want to takļ½ time off,
or whether you wish to tack⠼e a heavier worklоad, freelаncing will
meet your needs.