Lama nggak jadi pemburu wifi. Emang setelah pasang wifi di rumah, semua kerjaan yang pake internet diusahain dikerjain di rumah. Biar gak ada biaya tambahan buat beli kopi dan camilan. Hari ini kembali ngikut suami meeting setelah 2 kali pertemuan memilih berdiam di rumah. Hari ini, kembali ngintilin suami, mumpung lokasi meetingnya juga gak jauh dari rumah, tepatnya di daerah Palmerah. Ngilangin suntuk juga, sekalian malam mingguan (Caelah.. udah mau beranak masih tetep malam mingguan).

Interior The Cortado Cafe, Palmerah
Interior The Cortado Cafe, Palmerah

Nggak mau apa yang keluar hari ini sia-sia, sambil nemenin suami meeting, aku juga nggak mau kalah sibuk. Ku buka juga laptop dan mulai mengetik kata perkata. Niatnya bikin satu artikel di sini. Mumpung lagi hangat dan lagi ada di tempatnya, sekalian aku review aja café satu ini. By the way, kafe yang kami kunjungi sore ini adalah The Cortado Café yang terletak di Jl.KH. Syahdan no 36 lantai 2 , Palmerah – Jakarta Barat.

The Cortado Café

Waktu yang ditempuh dari Kebun Jeruk menuju The Cortado Café hanya memerlukan waktu sekitar 15 menit. Awalnya aku agak kecewa karena jika dilihat dari luar, kafé satu ini punya casing yang jauh dari penampilan sebuah kafe yang layak direkomendasikan. Penampakan bangunan dari luar seperti bangunan tak terpakai, mungkin efek dari cat hitam pekat. Bagian bawah digunakan untuk parkir, sementara kafenya terletak di lantai 2.

Suasana The Cortado Cafe, Palmerah
Suasana The Cortado Cafe, Palmerah

Dua foto ambiance diambil sudah menjelang magrib, jadi pencahayaannya kurang bagus. Selain itu, aku juga hanya memakai kecanggihan kamera handphone.

“Don’t judge a book by it’s cover”. Pribahasa satu ini berlaku untuk menggambarkan The Cortado Café. Karena setelah masuk mataku langsung mengarah ke seluruh sudut ruangan. Ternyata, The Cortado Café memiliki ruangan yang cukup luas dengan smoking area dan no smoking area yang terpisah. Tapi, meskipun smoking area, the cortado rupanya tetap memperhatikan estestika. Terlihat dari susunan bangku-bangkunya dan adanya lampu-lampu kuning yang tersusun begitu apik di sepanjang dinding bagian kanan. Sementara dinding sisanya, terpasang kaca-kaca pemisah dengan area no smoking. Jadi, tetap layak banget buat dijadikan spot berfoto.

Review The Cortado Cafe, Palmerah
Review The Cortado Cafe, Palmerah

Seperti biasa, aku lebih memilih tempat di no smoking area. Kafenya lumayan ramai, spot yang aku incer juga sudah terisi, jadi aku lebih memilih satu spot dekat colokan dengan satu meja dan empat kursi rotan. Cukup nyaman buat nulis, makan, ataupun sekadar berfoto. Interiornya cool dengan nuansa industrial bener-bener terasa banget di sini.

Menu yang ditawarkan The Cortado Cafe, Palmerah

Nggak banyak yang aku pesan di sini, karena sebelum berangkat, aku dan suami sudah terlebih dulu mengisi perut (salah satu tips hemat juga sih ini) haha… Sebenarnya kafe ini memiliki banyak ragam menu, dari coffee, affogato, frappe, smoothies, tea/milk, mojito/squash, juice/beverages, main course, appetizer, pancake, churros, sampai beragam dessert. Tapi, kami hanya memesan segelas jus strawberry dan segelas lychee tea ditambah satu cinnamon.

Harga &  Cita Rasa

Untuk harganya cukup mahal sih kalo untuk kantong anak kost, tapi tetap lebih murah dari harga mall. Rasanya enggak mengecewakan cukup sebandinglah dengan harganya.

Cinnamon The Cortado Kafe
Churros Cinnamon The Cortado Kafe

Pertama kali nyobain churros cinnamon, menurutku sih manisnya pas, cocok diminum bareng kopi.. Tapi kata suami, kemanisan. Maklum, dia gak suka manis. 

Simpulan

Overall, kafe ini cocok banget buat nongkrong bareng teman atau sekadar minum kopi. Ambiance, service, dan rasa makanannya cukup buat jadi alasan berkunjung lagi. Jika ingin lebih menikmati suasananya, disarankan datang di siang hari, karena menuju sore atau malam, kafe akan semakin ramai.

The Cortado Café,

Jam Buka: Senin – Minggu (11.00-01.00)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here