 |
JODOH PASTI BERTEMU!
Kadang kita merasa ada pada batas ujung, sampai sulit membedakan mana putus asa atau memang pasrah lillah karena ikhlas. Dalam perjalanan ini, kita sama. Sama-sama ingin saling menemukan. Tapi, bisakah kita menemukan tanpa saling membuka diri ? Ini bukan tentang kriteria. Jikapun Maumu yang cantik, pintar, & kaya. Maka, Aku hanya bagian dari remahan itu semua. Ajari aku untuk menjadi baik. Karena akupun, ingin berusaha selalu menjadi istri dan ibu yang baik untuk rumah kita dimasa nanti.
📌Jakarta, 3 July 2017
***
|
“Tung, kayaknya gue nikahnya lama deh”. Ucapnya memecah sunyi. Kira-kira lima menit setelah aku selesai bercerita tentang masalah pekerjaan kala itu. Aku sempat tersedak. Aku tahu kemana arah pembicaraan ini, dan Aku tak ingin melebar ketopik yang pada akhirnya membuat perasaan kami sama-sama tak menentu.
“Apalagi gue bon“. Cukup kujawab sampai disana.
“huhu.. Gue masih kuliah, masih panjang. Masih banyak pengennya, ini itu. Masih pengen gawe, yaelah masih kieu-kieu bae”. (kieu-kieu bae = Gini-gini aja )
“Tapi gue khawatir bon, takut lama”. Akhirnya Akupun terpancing berbicara banyak. Mengalir seperti air, deras seperti perasaan kala itu.
“Kita sama deh kayaknya”. Itu kiranya simpulan percakapan yang tak ingin tersentuh namun akhirnya membuncah lebih dari seharusnya. Mengambil lebih banyak waktu dari pada topik yang lainnya.
Ciputat, 7 November 2016
Utung adalah panggilan sayang Bonita padaku sejak kita masih duduk di bangku Sekolah. Dan itu. Kira-kira itu potongan percakapan aku dan teman kecilku di Sorabi Teras November 2016 kemarin. Bercengkrama dalam rangka Aku yang butuh tempat cerita dan Dia yang lagi pengen banget makan serabi. Lama gak bertemu, membuat bahan percakapan makin banyak. Mulai dari masalah kerjaan yang gak kelar-kelar, cerita masa lalu, keluarga, masa depan, masa kecil, dan sampai ke hal-hal berat.
Aku mengenalnya bukan dalam waktu yang singkat, begitupun dengan Dia. Kita teman satu SD, beda SMP, satu SMA, dan satu perantauan. Dia yang humble, tentu berbeda denganku yang agak sulit menerima orang-orang baru. Kadang Aku ingin seperti dia yang gampang bergaul. Eh tapi ternyata, diapun ingin sepertiku yang setia. *asyik setia ceritanya* Manusia oh manusia, emang suka gitu kali ya.
Waktu bergulir begitu cepat. Aku yang kini terlepas dari hal yang semula Aku jaga baik, dan Dia yang akhirnya terikat oleh sesuatu yang lebih pasti. Lantas dimana salahnya ? Mungkin Allah masih ingin Aku belajar menerima yang baru lalu melepaskan yang kujaga baik dengan cara yang ikhlas.
Namanya juga jodoh, Bonita yang waktu itu ngomong menunda nikah, hari ini tepatnya 2 july 2017 dikhitbah oleh seorang lelaki asli Jakarta. Dan mungkin itu yang namanya jodoh. Gak ada rencana, gak pernah terbayang sebelumnya, tau-tau datang begitu saja atas kehendakNya.
Dan Aku sendiri sudah ada di fase capek dengan siklus gitu-gitu aja. Boleh dibilang fase pedekate, fase pengenalan, fase baik-baiknya, dan sampai di fase memperbaiki hati kembali pada akhirnya. Kejadian yang berkali-kali bikin hati Aku bener-bener capek, sampai pada akhirnya Aku cuma bisa bilang, “Yaudahlah gimana Allah aja, Aku ikutin aja mauNya”.
Dulu sempet aneh sama orang yang ngomong “capek” sama perasaan yang gak nemuin ujung. Buat Aku sendiri yang kala itu mungkin masih menikmati setiap fase sekalipun tanpa kejelasan. Menikmati setiap rasa, momen, meskipun tanpa pembicaraan masa depan. Dan sekarang bener-bener berasa ketampar sendiri. Oh, Jadi ini ya yang dibilang capek sama fase ketidakpastian. Sampe nyari kesibukan sana-sini, sampe nyari temen sana-sini, sampe bener-bener jenuhnya bikin nangis. Sebenernya bukan karena ingat atau pengen ngulang yang lalu, cuma rasanya pengen banget ngomong, “Ya Allah,, Udahlah temuin segera. Enggak mau salah orang lagi”.
By the way, kenapa juga harus ngomong panjang lebar kayak gini ya, padahal ini harusnya catatan yang berisi letupan kebahagiaan karena Sahabat kecil Aku pada akhirnya bertemu dengan jodohnya. Setelah lama bekelana, lebih jauh dan lebih dalam dari pada aku yang masih gini-gini aja.
Ah sudahlah mari kita akhiri catatan kali ini. Pada akhirnya, curhatan masalah seperti ini akan dijawab “Jodoh pasti bertemu kok, shin…”
Akan datang seseorang yang mampu menerima mu dengan baik.
Akan datang seseorang yang mampu memaklumi dengan baik.
Tak perlu berubah jadi orang lain.
Tak perlu takut untuk membuka diri.
Kelak akan ada yang datang dengan kesungguhan.
Dengan segala kepastian.
Menemui walimu.
Meminta ijin menikahimu.
Meminta ijin membahagiakanmu.
Meminta ijin memilikimu.
Kelak.
Dan, Jika tiba saat itu.
Kamu hanya bisa terharu.
Bahagia dan Syukur jadi satu.
Dan sakit itu, sekejap kamu lupa.
Jakarta, 3 July 2017
Shintaaa,(puk puk pundak) semangat yaa, kuy fokus ke yang lain siapa tahu ketemu jodohnya sewaktu kita asyik sendiri :3
aaaah… ada yang komentar. aku malu hahaha
So sweeet utungg����
Uncchhh…